Kamis, 14 Maret 2013

Tulisan 4 (Pendidikan Kewarganegaraan)



Kebijakan ketika memimpin Negara apabila Wilayah Negara 2/3 Air

Jika saya memimpin wilayah Negara 2/3 air kebijakan yang saya buat adalah :
  • Membangun pariwisata air dan meningkatkan sarana transportasi air bagi masyarakat setempat maupun wisatawan asing.
  • Membangun pasar terapung, yaitu sebuah pasar tradisional yang seluruh aktivitasnya dilakukan di atas air dengan menggunakan perahu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
  • Membuat tempat budidaya flora dan fauna laut, yang bertujuan agar masyarakat mengenal pentingnya berbudidaya dan  tetap melestarikan alam.
  • Pembangunan multipurpose deep tunnel atau terowongan multiguna yang dapat digunakan untuk pembangunan jalan agar perjalanan dapat ditempuh melalui jalur darat .
  • Karena 2/3 Negara air mayoritas mata pencaharian penduduk sabagai Nelayan, maka perlu ditingkatkan kesejahteraan sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Melarang dan memberikan sanksi yang tegas terhadap pengrusakan terumbu karang, yang mengancam biota laut.

Tulisan 3 (Pendidikan Kewarganegaraan)



Lokasi Wisata Favorite di Indonesia

Objek Wisata Tanah Lot Bali
 
Objek Wisata Tanah Lot Bali merupakan objek wisata alam yang sangat digemari para turis lokal maupun mancanegara, banyak sekali pengunjung yang datang ke Bali mengatakan datang ke Bali harus ke Tanah Lot, kalau belum ke Tanah Lot belum pernah ke Bali begitu orang memuji objek wisata yang terletak di desa Beraban, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan. Ada dua buah Pura yang berada di Pantai Tanah Lot, yaitu Pura yang berada di atas bongkahan batu dan sebuah Pura yang berada di atas tebing yang menjorok ke laut.
 
Pura Tanah Lot merupakan Pura tempat pemujaan Dewa-dewa penjaga laut, Pura ini terletak di tengah laut, apabila air pasang. Pada saat air pasang Pura terlihat jelas berada di tengah laut, untuk umat Hindu yang bersembahyang ke Pura Tanah Lot harus saat air laut surut, barulah umat bisa menyebrang ke Pura Tanah Lot.

Berdasarkan legenda, pura ini dibangun oleh seorang Brahmana yang datang dari Jawa yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan. Oleh karena ajaran Danghyang Nirartha, membuat pengikut penguasa Tanah Lot pada masa itu beralih meninggalkan penguasa Tanah Lot dan mengikuti Danghyang Nirartha, maka Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot.

Danghyang Nirartha menyanggupi permintaan Bendesa Beraben, namun sebelum meninggalkan Tanah Lot, Danghyang Nirartha dengan segala kekuatannya memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai dan membangun sebuah Pura di sana. Ia juga mengubah selendang yang dipakai menjadi seekor ular laut sebagai penjaga Pura. Ular dimaksud masih ada hingga saat ini, dan bisa dikunjungi ketika air surut dan melihat secara langsung keberadaan ular tersebut. Ular ini berukuran kecil namun terkenal dengan racunnya yang mematikan, berwarna hitam berbelang kuning dan berekor pipih seperti ikan dan dikatakan racunya 3 kali lebih mematikan dibandingkan dengan ular cobra.

Tanah Lot tidak hanya merupakan objek wisata Pantai dan Pura tetapi juga merupakan obejk wisata untuk matahari terbenam (Sunset), sehingga para turis lebih memilih untuk berkunjung ke Tanah Lot pada sore hari menjelang Sunset.

Untuk menuju ke Pura Tanah Lot, mulai dari tempat parkir kendaraan hingga ke Pura Tanah Lot membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit dengan jarak sekitar 200 meter. Selama perjalanan dari parkir ke Pura Tanah Lot tersaji berbagai souvenir khas Bali dengan harga yang cukup murah, begitu juga untuk memenuhi dahaga para turis dipinggir jalan juga disajikan berbagai makanan dan minuman yang menyegarkan serta menjadi tempat beristirahat sejenak sebelum atau seduah mengunjungi Pura Tanah Lot.