Jumat, 10 Januari 2014

Tugas Bahasa Indonesia (Outline Proposal Penulisan Ilmiah)



ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI ADVERTISING DAN SALES PROMOTION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk (ALFAMART) PITARA 2 DEPOK
PROPOSAL PENULISAN ILMIAH




TANIA JUNIANTI
17211021

  
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya kegiatan pemasaran dunia modern, persaingan dunia bisnis semakin meningkat. Kondisi ini menuntut para pemasar untuk berfikir lebih keras untuk mempertahankan produknya dipasar. Berpijak pada kondisi seperti ini, para pemasar menggunakan berbagai strategi marketing mix. Salah satunya adalah dengan bauran promosi, untuk memberikan informasi pada konsumen mengenai keberadaan produknya dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Demikian pula dengan minimarket Alfamart Pitara II Depok menggunakan bauran promosi yang meliputi personal selling dan advertising, dalam mempromosikan produk yang dijual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk yang dijual di minimarket Alfamart Pitara II Depok.
Dari penelitian Haryono (2003), dapat disimpulkan bahwa atribut produk dan bauran promosi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan maupun parsial terhadap struktur keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa kontribusi variabel-variabel ini terhadap keputusan pembelian adalah besar apabila dilakukan secara simultan. Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk  meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan “Pengaruh Bauran Promosi Advertising & Sales Promotion Terhadap Keputusan Konsumen Pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara 2 Depok.”
1.2  Batasan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan tentang bauran promosi hanya pada personal selling dan advertising.

1.3  Rumusan Masalah

Ø Apakah ada pengaruh yang signifikan antara variable produk, harga, dan prmosi terhadap keputusan konsumen pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok?
Ø  Apa sajakah yang harus diperhatikan dalam bauran promosi?
Ø  Bagaimana bauran promosi yang telah dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok menjalankan perannya dalam mempengaruhi perilaku konsumen?

1.4  Tujuan Penelitian

Ø  Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variable produk, harga dan promosi terhadap keputusan konsumen pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok.
Ø  Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam bauran promosi.
Ø  Untuk mengetahui bagaimana peran bauran promosi dalam mempengaruhi perilaku konsumen pada pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok.

1.5  Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa bauran  promosi advertising dan sales promotion, mempunyai pengaruh terhadap keputusan  konsumen dan untuk selanjutnya dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat.

1.6  Sistematika Penulisan

Sistematika laporan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi  gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian ini, rumusan masalah, tujuan, dan  kegunaan penelitian yang dilakukan secara sistematika penulisan. Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori  yang didasarkan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu,  kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. 



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Landasan Teori

2.1.1   Keputusan Pembelian

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen perantara, dan konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk di konsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejalan dengan dua tipe konsumen tersebut, maka akan dijumpai pula dua macam produk/barang, yaitu barang konsumen dan barang industrial.
Menurut Suprianto dan Kristanto (2004) dalam Nasir (2008) menyatakan perilaku konsumen yang menerangkan bahwa keputusan pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi. Variabel-variabel tersebut di atas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merk, pilihan penyalur, pilihan waktu pembelian, jumlah pembelian (Kotler, 2005) dalam Nasir (2008).
Menurut Tjiptono (1997) dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et al., 1996) dalam Tjiptono (1997):
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (influence), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
d. Pembeli (buyer), yakni orang yang melakukan pembelian aktual.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa yang dibeli.

2.1.2   Bauran Promosi
Menurut Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2000), Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Basu Swastha dalam Marius P. Angipora (1999), promotional mix adalah "Kombinasi Strategi yang paling baik dari variabel-variabel Periklanan, Personal Selling dan alat Promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan". Promotion Mix terdiri dari:
1.      Pengiklanan
Pengiklanan adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dcngan mendapat bayaran.
2.      Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk atau jasa.
3.      Penjualan Perorangan
Penjualan perorangan merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
4.      Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

Kotler dalam Alexander Sindoro (2000) mengemukakan berbagai faktor dalam menentukan bauran promosi, yaitu:
1.      Tipe Produk/Pasar
a.       Perusahaan barang konsumen
Biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusun promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian hubungan masyarakat.
b.      Perusahaan barang Industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.
2.      Strategi dorong atau tarik
a.       Strategi dorong (Push Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk "mendorong" produk lewat saluran distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.
b.      Strategi tarik (Pull Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Apabila strategi tarik berhasil konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen.
3.      Kesiapan Pembeli
Pengaruh dari alat promosi itu bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Iklan dan hubungan masyarakat, memegang peran utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan.
4.      Daur hidup Produk
a.      Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man menjual produk tersebut.
b. Tahap pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut kemulut.
c.       Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan
perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
d.     Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi, dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.

Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), bauran promosi yang dipilih oleh suatu perusahaan bagi suatu produk atau jasa tergantung pada beberapa faktor: sifat produk, tahapan dalam daur hidup produk, karakteristik target pasar, jenis keputusan pembelian, tersedianya dana untuk promosi dan menggunakan baik strategi mendorong (push) maupun menarik (pull).

Menurut Tjiptono (1997) ada beberapa tugas-tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah:
1.      Personal Selling
Personal selling adalah komukasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain:
a.      Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
b.   Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
c. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.

Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan meyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual yang relatif besar, maka metodeini biasanya mahal. Di samping itu spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun demikian personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya. Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
a.       Prospecting,yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
b.      Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
c.       Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
d.     Selling, yakni mendekati, mempresentasikan, dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
e.       Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
f.       Information gathering, yakni melakukan riset dan intelejen pasar.
g.      Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang dituju.

2.      Mass selling
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyebarkan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu:
a.       Periklanan
AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertaiment). Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.   Public Presentation, yakni iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2.  Pervasiveness, yakni pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.
3.   Amplified expressiveness, yakni iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
4.  Impersonality, yakni iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang menolong (satu arah).

Iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek, yaitu:
1.      Dari aspek isi pesan
a.    Produk advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan.
b.   Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk member informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi.
2.      Dari aspek tujuan
a.    Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand).
b. Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukkan kelebihan/keunggulan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain (merek pesaing). Bentuk iklan seperti ini disebut comparative advertising.
c.       Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli.
3.      Dari aspek pemilik iklan
Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu:
a.   Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer.
b.  Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. 

b.      Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak selain pemilik iklan. Di samping itu karena publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio, dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan.

3.      Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas prromosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan-tujuan tersebut dapat digeneralisasikan menjadi:
a.       Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir.
b.      Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.
c.       Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.

Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, diantaranya adalah komunikasi, intensif, dan undangan (invitation). Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat intensif yaitu memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:
a.  Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.
b.   Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importer untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.
c.  Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan ’mendidik’ pelanggan.

2.2  Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat penting untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang kaitannya dengan perilaku konsumen dalam melakukan sebuah penelitian. Dan sebagai pembanding penelitian di atas, penelitian ini dilampirkan.

Peneliti            : Theresia Militina
Tahun              : 2005
Judul               :”Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur”
Variabel           :Keputusan membeli produk wisata budaya (dependen), bauran promosi (independen)
Hasil                :Analisis koefisien logistic regression menunjukkan bahwa keenam variabel bauran promosi secara keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk wisata budaya


2.3  Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian. Disini kesimpulan sementaranya adalah:
H1 : Bauran Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H2 : Sales Promotion berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H3 : Advertising berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian








BAB III
METODE PENELITIAN



2.1.    Daerah dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2013. Bertempat dikawasan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara 2 Depok. Demi memperoleh data yang efektif waktu penelitian dilaksanakan 1 hari penuh.

2.2.   Metode Pengumpulan Data

2.2.1.      Kuesioner (Angket)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data-data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab (Sugiyono, 2008). kuesioner dibagikan kepada 50 responden.
Peneliti menggunakan skala Likert yang dikembangkan oleh Ransis Likert untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian produk pada Minimarket Alfamart Pitara 2 Depok dengan menentukan skor pada setiap pertanyaan. Skala Likert merupakan skala yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008). Skala ini banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan yang relevan, reliabilitas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini menggunakan sejumlah statement dengan skala 5 menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = netral (ragu-ragu)
4 = setuju
5 = sangat setuju
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek. Jadi, peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap-tiap responden.

2.2.2.      Observasi
Dengan cara melakukan pencabutan secara sistematis terhadap data-data sekunder.
2.3.   Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1.      Data Primer
Adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data primer dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden, meliputi identitas dan tanggapan responden.
2.      Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data jumlah pembeli Minimarket Alfamart Pitara2 Depok.

2.4.   Populasi Dan Sampel
2.4.1.   Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Penelitian ini dilakukan di kota Depok dengan populasi (jumlah konsumen Minimarket Alfamart Pitara di kota Depok) sebesar…. (data bulan Oktober 2013).
2.4.2.   Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara ini sangat mudah apabila telah terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi.
Responden yang dipilih adalah penduduk kota Depok yang membeli produk di Minimarket Alfamart Pitara 2. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu peneliti menggunakan pertimbangan sendiri secara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti (Sugiyono, 2004). Kriteria yang digunakan peneliti adalah sampel harus menggunakan produk Minimarket Alfamart Pitara 2 sebagai barang keperluan pribadinya. Dengan demikian, diharapkan pengguna sudah memahami produk tersebut.

2.4.3.   Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yangm mempunyai karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pembeli produk PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara 2 sebesar 6000 orang (data bulan Oktober 2013). Karena jumlah populasi telah diketahui, maka jumlah sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Rao Purba (1996) sebagai berikut:

n  =        N
     
       1 + N (MoE)2


                                                                                                       


Keterangan:
n           = Jumlah sampel
N          = Jumlah populasi
Moe      = Margin of Error max


2.5.   Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan peneliti yaitu Analisis Kuantitatif.

1.   Uji Validitas
Valid bearti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program computer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2006).

2.   Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk aatau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2006).

2.6.   Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang diteliti sehubungan dengan pengaruh bauran promosi, sales promotion dan advertising terhadap keputusan pembelian produk Minimarket Alfamart Pitara 2.

1.      Bauran Promosi
Bauran promosi atau yang sering disebut Promotion mix. Menurut Stanton (2000), promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Adapun indikator-indikator yang terdapat pada variabel bauran promosi adalah:
a.       Kemampuan Minimarket Alfamart Pitara 2 dalam memberikan promo yang menarik.
b.  Kemampuan pelanggan dalam memahami informasi yang disampaikan dalam iklan (brosur, tv, radio).
c.       Kemampuan pegawai dalam menawarkan produk-produk.
d.      Kemampuan dalam memberikan potongan harga yang menarik bagi
pelanggan.
2.      Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (1997) dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Adapun indikator dari variabel keputusan pembelian adalah:           
a.       Prioritas pembelian pada produk tertentu.
b.      Keinginan untuk membeli produk.
c.       Memutuskan untuk menggunakan.
3.      Menurut Dharmesta (2001 : 222) bahwa bauran promosi (promotion Mix) terdiri dari:
a.  Advertising (periklanan), komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non lembaga, serta individu-individu.
b.  Sales Promotion (Promosi Penjualan), Kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar