ANALISIS
PENGARUH BAURAN PROMOSI ADVERTISING DAN SALES PROMOTION TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk (ALFAMART) PITARA 2 DEPOK
PROPOSAL
PENULISAN ILMIAH
TANIA
JUNIANTI
17211021
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
dengan berkembangnya kegiatan pemasaran dunia modern, persaingan dunia bisnis semakin meningkat. Kondisi ini menuntut para pemasar untuk berfikir
lebih keras untuk mempertahankan produknya dipasar. Berpijak pada kondisi seperti ini, para
pemasar menggunakan berbagai strategi marketing mix. Salah satunya adalah dengan bauran
promosi, untuk memberikan informasi pada konsumen mengenai keberadaan produknya dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Demikian pula dengan minimarket
Alfamart Pitara II Depok menggunakan bauran promosi yang meliputi personal
selling dan advertising, dalam mempromosikan produk yang dijual. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk yang dijual di minimarket Alfamart Pitara
II Depok.
Dari penelitian Haryono (2003), dapat disimpulkan bahwa atribut produk dan
bauran promosi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan maupun
parsial terhadap struktur keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa
kontribusi variabel-variabel ini terhadap keputusan pembelian adalah besar
apabila dilakukan secara simultan. Dari latar belakang yang dikemukakan maka
penelitian ini mencoba untuk meneliti
hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan “Pengaruh Bauran Promosi Advertising &
Sales Promotion Terhadap Keputusan Konsumen Pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara 2 Depok.”
1.2
Batasan Masalah
Melihat
dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat
memberikan batasan-batasan tentang bauran promosi hanya pada personal selling
dan advertising.
1.3
Rumusan Masalah
Ø Apakah ada pengaruh yang signifikan antara variable
produk, harga, dan prmosi terhadap keputusan konsumen pada PT
Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok?
Ø Apa
sajakah yang harus diperhatikan dalam bauran promosi?
Ø Bagaimana
bauran promosi yang telah dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart)
Pitara II Depok menjalankan perannya dalam mempengaruhi perilaku konsumen?
1.4
Tujuan Penelitian
Ø Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara
variable produk, harga dan promosi terhadap keputusan konsumen pada PT
Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok.
Ø Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam bauran promosi.
Ø Untuk mengetahui bagaimana peran bauran promosi
dalam mempengaruhi perilaku konsumen pada pada PT Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara II Depok.
1.5
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan bahwa bauran promosi
advertising dan sales promotion, mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dan untuk selanjutnya dapat menjadi
pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat.
1.6 Sistematika
Penulisan
Sistematika laporan dibuat untuk
memudahkan pemahaman dan memberi
gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. Bab satu berisi pendahuluan yang
menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian ini,
rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan
penelitian yang dilakukan secara sistematika penulisan. Bab dua berisi tinjauan pustaka
yang menjelaskan tentang landasan teori
yang didasarkan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab tiga berisi metode penelitian
yang terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Keputusan Pembelian
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan
agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka
setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa
yang diinginkan oleh konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Dengan demikian,
setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya,
karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha
memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen sangat tergantung pada perilaku
konsumennya. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial, konsumen perantara, dan konsumen bisnis). Konsumen akhir
terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk di konsumsi. Sedangkan konsumen
organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh
laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejalan dengan dua tipe
konsumen tersebut, maka akan dijumpai pula dua macam produk/barang, yaitu
barang konsumen dan barang industrial.
Menurut Suprianto dan Kristanto (2004) dalam Nasir
(2008) menyatakan perilaku konsumen yang menerangkan bahwa keputusan pembelian
selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh bauran
pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi. Variabel-variabel
tersebut di atas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga
menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan
merk, pilihan penyalur, pilihan waktu pembelian, jumlah pembelian (Kotler,
2005) dalam Nasir (2008).
Menurut Tjiptono (1997) dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali
ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau
pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang.
Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula
peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing
peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et al., 1996) dalam Tjiptono
(1997):
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli
suatu barang atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (influence), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan (decider),
yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
d. Pembeli (buyer), yakni orang
yang melakukan pembelian aktual.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau mengkonsumsi barang
atau jasa yang dibeli.
2.1.2
Bauran
Promosi
Menurut
Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2000), Bauran promosi adalah ramuan khusus
dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Basu Swastha
dalam Marius P. Angipora (1999), promotional mix adalah "Kombinasi
Strategi yang paling baik dari variabel-variabel Periklanan, Personal Selling
dan alat Promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan". Promotion Mix terdiri dari:
1. Pengiklanan
Pengiklanan adalah
semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh
sponsor yang ditunjuk dcngan mendapat bayaran.
2. Promosi
Penjualan
Promosi penjualan
merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
pembelian produk atau jasa.
3. Penjualan
Perorangan
Penjualan perorangan merupakan interaksi
langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan
penjualan.
4. Hubungan
Masyarakat
Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Kotler
dalam Alexander Sindoro (2000) mengemukakan berbagai faktor dalam menentukan bauran promosi, yaitu:
1. Tipe
Produk/Pasar
a. Perusahaan
barang konsumen
Biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk
iklan, menyusun promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian hubungan
masyarakat.
b. Perusahaan
barang Industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan
perorangan diikuti dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.
2. Strategi
dorong atau tarik
a. Strategi
dorong (Push Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan tanaga
penjual dan promosi perdagangan untuk "mendorong" produk lewat
saluran distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar,
pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.
b. Strategi
tarik (Pull Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak
biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen.
Apabila strategi tarik berhasil konsumen akan mencari produk dari pengecer,
pengecer akan mencari dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari
produsen.
3. Kesiapan
Pembeli
Pengaruh dari alat promosi itu bervariasi untuk
tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Iklan dan hubungan masyarakat, memegang
peran utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan.
4. Daur
hidup Produk
a. Tahap
perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran
tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan penjualan awal.
Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man menjual produk tersebut.
b. Tahap
pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena permintaan memiliki
momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut kemulut.
c. Tahap
kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan
perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
d. Tahap
kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi,
dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.
Menurut
Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), bauran promosi yang dipilih oleh suatu perusahaan
bagi suatu produk atau jasa tergantung pada beberapa faktor: sifat produk,
tahapan dalam daur hidup produk, karakteristik target pasar, jenis keputusan
pembelian, tersedianya dana untuk promosi dan menggunakan baik strategi
mendorong (push) maupun menarik (pull).
Menurut Tjiptono (1997) ada beberapa tugas-tugas khusus itu atau sering
disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix)
adalah:
1.
Personal Selling
Personal selling adalah komukasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain:
a.
Personal
confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif
antara 2 orang atau lebih.
b. Cultivation,
yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar
hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
c. Response, yaitu
situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan,
dan menanggapi.
Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara
lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan
dan meyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan,
pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina
hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada
penjual yang relatif besar, maka metodeini biasanya mahal. Di samping itu
spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun
demikian personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung
metode promosi lainnya. Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi
yaitu sebagai berikut:
a.
Prospecting,yaitu
mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
b.
Targeting,
yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
c.
Communicating,
yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
d. Selling, yakni
mendekati, mempresentasikan, dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta
menjual produk kepada pelanggan.
e.
Servicing,
yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
f.
Information
gathering, yakni melakukan riset dan intelejen pasar.
g.
Allocating,
yaitu menentukan pelanggan yang dituju.
2.
Mass
selling
Mass selling merupakan
pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel
personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyebarkan
informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar
luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu:
a.
Periklanan
AMA
(American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua
bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa
secara non personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud periklanan
adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan
khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak
untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah
diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang
menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertaiment).
Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Public Presentation,
yakni iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk
yang diiklankan.
2. Pervasiveness, yakni
pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan
informasi.
3. Amplified expressiveness, yakni
iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara
untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, yakni
iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya,
karena merupakan komunikasi yang menolong (satu arah).
Iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan
aspek, yaitu:
1.
Dari aspek isi pesan
a. Produk advertising, yaitu iklan yang
berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan.
b. Institutional advertising, yaitu iklan
yang didesain untuk member informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan
membangun goodwill serta image positif bagi organisasi.
2.
Dari aspek tujuan
a. Pioneering advertising (informative
advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary
demand).
b. Competitive advertising (persuasive
advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek
tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukkan
kelebihan/keunggulan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain
(merek pesaing). Bentuk iklan seperti ini disebut comparative advertising.
c.
Reminder advertising, yaitu iklan yang
berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang
meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli.
3.
Dari aspek pemilik iklan
Ada
dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu:
a. Vertical cooperative advertising, yaitu
iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya para produsen, pedagang
grosir, agen, dan pengecer.
b. Horizontal cooperative advertising,
yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis.
b.
Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan
penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau
organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk
membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas
mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun
tidak langsung) dilakukan oleh pihak selain pemilik iklan. Di samping itu karena
publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio,
dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi.
Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci
daripada iklan.
3.
Promosi
penjualan
Promosi penjualan
adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat
diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan
jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan
dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk
baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas prromosi
pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana
sebelumnya), atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer.
Secara umum tujuan-tujuan tersebut dapat digeneralisasikan menjadi:
a.
Meningkatkan permintaan dari para
pemakai industrial dan/atau konsumen akhir.
b.
Meningkatkan kinerja pemasaran
perantara.
c.
Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan
personal selling dan iklan.
Sifat-sifat yang
terkandung dalam promosi penjualan, diantaranya adalah komunikasi, intensif, dan
undangan (invitation). Sifat komunikasi mengandung arti bahwa promosi
penjualan mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan
pelanggan pada produk. Sifat intensif yaitu memberikan keistimewaan dan
rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah
mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.
Promosi penjualan yang
dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Customer promotion, yaitu promosi
penjualan yang bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.
b. Trade promotion, yaitu promosi penjualan
yang bertujuan untuk mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir,
dan importer untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.
c. Sales-force promotion, yaitu promosi
penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.Business promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru,
mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru,
menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan ’mendidik’ pelanggan.
2.2
Penelitian Terdahulu
Sebagai
dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat penting untuk
mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu
yang kaitannya dengan perilaku konsumen dalam melakukan sebuah penelitian. Dan
sebagai pembanding penelitian di atas, penelitian ini dilampirkan.
Peneliti
: Theresia Militina
Tahun
: 2005
Judul
:”Pengaruh Bauran Promosi
terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur”
Variabel :Keputusan membeli produk wisata
budaya (dependen), bauran promosi (independen)
Hasil
:Analisis koefisien logistic
regression menunjukkan bahwa keenam variabel bauran promosi secara
keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli
produk wisata budaya
|
2.3
Hipotesis
Hipotesis
adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujian.
Disini kesimpulan sementaranya adalah:
H1
:
Bauran Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H2
:
Sales Promotion berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
H3
:
Advertising berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1.
Daerah dan
Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2013. Bertempat dikawasan PT
Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart)
Pitara 2 Depok. Demi memperoleh data yang efektif waktu penelitian dilaksanakan
1 hari penuh.
2.2.
Metode Pengumpulan Data
2.2.1.
Kuesioner (Angket)
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga
data-data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab (Sugiyono, 2008).
kuesioner dibagikan kepada 50 responden.
Peneliti menggunakan
skala Likert yang dikembangkan oleh Ransis Likert untuk mengetahui tingkat
keputusan pembelian produk pada Minimarket Alfamart Pitara 2 Depok dengan
menentukan skor pada setiap pertanyaan. Skala Likert merupakan skala yang
dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008). Skala ini banyak digunakan
karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan yang relevan, reliabilitas
yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini menggunakan
sejumlah statement dengan skala 5 menunjukkan setuju atau tidak setuju
terhadap statement tersebut.
1
= sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = netral
(ragu-ragu)
4 = setuju
5 = sangat
setuju
Skala ini mudah dipakai
untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek. Jadi, peneliti dapat
mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap-tiap responden.
2.2.2.
Observasi
Dengan cara melakukan
pencabutan secara sistematis terhadap data-data sekunder.
2.3.
Jenis Dan Sumber Data
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Data Primer
Adalah
data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari
obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data primer dari penelitian ini
diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden, meliputi identitas dan
tanggapan responden.
2.
Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun
dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data
sekunder dalam penelitian ini meliputi data jumlah pembeli Minimarket Alfamart
Pitara2 Depok.
2.4.
Populasi Dan Sampel
2.4.1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2008). Penelitian ini dilakukan di kota Depok dengan populasi
(jumlah konsumen Minimarket Alfamart Pitara di kota Depok) sebesar…. (data
bulan Oktober 2013).
2.4.2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampling yang
digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu
suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yang
membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Cara ini sangat mudah apabila telah terdapat daftar lengkap unsur-unsur
populasi.
Responden yang dipilih adalah penduduk kota Depok
yang membeli produk di Minimarket Alfamart Pitara 2. Pengambilan responden
dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu peneliti menggunakan
pertimbangan sendiri secara sengaja dalam memilih anggota populasi yang
dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan atau unit sampel yang
sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti (Sugiyono, 2004).
Kriteria yang digunakan peneliti adalah sampel harus menggunakan produk Minimarket
Alfamart Pitara 2 sebagai barang keperluan pribadinya. Dengan demikian,
diharapkan pengguna sudah memahami produk tersebut.
2.4.3.
Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yangm mempunyai karakteristik tertentu. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pembeli produk PT Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart) Pitara 2 sebesar 6000 orang (data bulan Oktober
2013). Karena jumlah populasi telah diketahui, maka jumlah sampel dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Rao Purba (1996) sebagai berikut:
n =
N
1 + N (MoE)2
|
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
Moe
= Margin of Error max
2.5.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan peneliti yaitu
Analisis Kuantitatif.
1.
Uji Validitas
Valid bearti instrumen yang digunakan
dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan
kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006).
Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir
instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Pengujian validitas menggunakan
alat ukur berupa program computer yaitu SPSS (Statistical Package for the
Social Science) for windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai
korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan
alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2006).
2. Uji
Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk aatau variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur
suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin
stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha,
digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan
menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas,
suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0,6 (Ghozali, 2006).
2.6.
Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang
diteliti sehubungan dengan pengaruh bauran promosi, sales promotion dan
advertising terhadap keputusan pembelian produk Minimarket Alfamart Pitara 2.
1.
Bauran Promosi
Bauran promosi atau yang sering disebut
Promotion mix. Menurut Stanton (2000), promotional mix adalah kombinasi
strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling,
dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan. Adapun indikator-indikator yang terdapat pada variabel
bauran promosi adalah:
a.
Kemampuan Minimarket Alfamart Pitara 2
dalam memberikan promo yang menarik.
b. Kemampuan pelanggan dalam memahami
informasi yang disampaikan dalam iklan (brosur, tv, radio).
c.
Kemampuan pegawai dalam menawarkan
produk-produk.
d.
Kemampuan dalam memberikan potongan
harga yang menarik bagi
pelanggan.
2.
Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (1997) dalam keputusan
membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam
proses pertukaran atau pembeliannya. Adapun indikator dari variabel keputusan
pembelian adalah:
a.
Prioritas pembelian pada produk
tertentu.
b.
Keinginan untuk membeli produk.
c.
Memutuskan untuk menggunakan.
3.
Menurut Dharmesta (2001 : 222) bahwa
bauran promosi (promotion Mix) terdiri dari:
a. Advertising (periklanan),
komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang
dilakukan oleh perusahaan, lembaga non lembaga, serta individu-individu.
b. Sales
Promotion
(Promosi Penjualan), Kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling,
periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan
pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi,
dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar